Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

MBAH NOTO BERTINDAK BILA CINTAMU DITOLAK BUKTIKAN!

 


Mendung bergulung mendera langit menjelang senja, namun tidak seberapa lama tersapu angin kencang yang kemudian turun menyapu ranting pepohonan. Alunan musik dangdut itu terbawa angin hingga terdengar sedikit samar.

Melihat cuaca yang tidak mendukung, juga waktu yang mendekati petang, latihan para pemain orkes itu pun dihentikan.

Salim yang posisi di bass, langsung menaruh gitarnya kemudian menemui sang kekasih yang setia menunggu.

Orkes Melayu yang diketuai oleh Jabrik memang sudah terkenal sampai keluar daerah. Acara hajatan kampung, maupun acara yang diselenggarakan pemuda, juga pemerintah desa, sering sekali memanggil mereka, dan setiap kali akan tampil para musisi terlebih dahulu latihan di rumah Jabrik.

Selain sebagai tempat menaruh alat musik, lokasi rumah Jabrik yang luas serta dekat dengan waduk menjadi tempat yang tepat untuk latihan.

****

Canda riuh terdengar setelah para penonton mulai membubarkan diri. Memang meski hanya latihan, lokasi tersebut tetap ramai ditonton. Selain kawan-kawan para musisi, orang-orang yang hendak bersantai di sekitaran waduk juga ikut bercengkrama.

Di sela gurau, tampak Dito memandang iri pada Salim.

Sudah lebih setahun, Dito putus dengan pacarnya, dan sosok Ida yang sekarang menjadi kekasih Salim, adalah sosok incarannya, namun sayang Dito harus kecewa karena Salim terlebih dahulu menembak, dan cinta Dito tidak bertepuk sebelah tangan.

Sampai sekarang, Dito belum bisa merelakan jika Ida yang juga salah satu biduan orkes menjadi milik Salim.

Dito tetap mencuri waktu demi menarik simpati sang biduan, meskipun begitu, Dito bersikap biasa dan profesional, Dito tidak mengaitkan urusan pribadi dengan pekerjaan.

Dito menarik nafas panjang ketika Salim berpamitan, sambil menggandeng tangan Ida. Lirikan manja itulah yang membuatnya selalu dihantui rasa ingin memiliki.

Seperti biasa yang lain melempar candaan yang membuat Ida maupun Salim tersenyum tersipu.

Ini adalah bulan ketujuh mereka jadian, yang mana mereka selalu memamerkan kemesraan di hadapan orang lain.

****

Salim mengendarai motor dengan santai ketika tiba di ujung waduk. Ida mengajaknya bersantai sejenak menikmati matahari terbenam.

Motor pun dihentikan.

Mereka turun, lalu duduk di tembok pembatas. Romantisme dua sejoli ditemani semilir angin dan nuansa alam di ujung senja.

Di satu sisi, para pencari ikan di atas rakit mulai menepi menyelesaikan pekerjaan, menutup beban hidup di hari ini.

Pandangan Salim dan Ida mulai menatap  ufuk barat, di mana cuaca yang kembali cerah menayangkan dengan indah paranormal langit. Detik demi detik matahari mulai berkurang bentuknya. Ketika benar-benar lenyap, masih menyisakan sinar yang meneropong di sudut langit.

Dua sejoli itu terhanyut, mereka tidak memperdulikan lalu lelang motor yang mana pengendaranya iri melihat keserasian mereka, dan salah satunya adalah Dito yang berhenti sejenak di kejauhan, menatap Salim dengan tatapan iri bercampur amarah yang tertahan.

“Tunggu waktunya salim!” Masih dengan tatapan tajam, sesaat kemudian Dito kembali berlalu.

****

Waktu terus bergulir, kesibukan demi kesibukan dilalui oleh grup Orkes Melayu yang digawangi Jabrik. Apalagi di bulan itu bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Tidak ada satu pun tanggal di kalender yang luput dari lingkaran selama sebulan lebih, yang berarti job mengalir di setiap hari.

Rupanya hal itu menjadi kesempatan bagi Dito untuk merebut Ida dari pelukan Salim.

Cinta telah membutakan arti persahabatan dan yang dilakukan Dito adalah dengan menggunakan jalan pintas.

Kesempatan yang ditunggu pun datang, akhirnya Dito mendapat job manggung.

Di siang hari, sesuai yang direncanakan. Selepas manggung, Dito menemui seorang dukun di sebuah kampung pedalaman, tepatnya di kampung tempat tinggal kakaknya.

Dito pun beralasan berkunjung, sekaligus menginap semalam di rumah sang kakak.

****

Saat berhadapan dengan  dukun, Dito mengungkapkan niatnya, meminta ilmu ajian instan, yang mana ilmu tersebut tanpa menggunakan laku ritual, namun manjur kasiatnya.

Dukun tersenyum sebelum memberikan beberapa pilihan pada Dito. Dukun menawarkan Dito membawa barang jimat pengasih seperti keris mini semar mesem atau dengan media sehari-hari, seperti kembang kantil atau minyak wangi.

Sejenak Dito meminta izin menyulut sebatang rokok sambil memikirkan apa yang cocok.

Di saat itulah sang dukun memberikan satu penawaran yang langsung disetujui oleh Dito, yakni ilmu  pelet asap rokok yang lebih dikenal dengan pengasihan asap rokok. Medianya gampang, dan dikenal manjur.

Melalui asap rokok, maka orang yang menjadi incaran akan jatuh hati. Asap rokok pun tidak harus dihisap, mengenai rambut atau anggota badan sasaran sudah cukup membuat pindahan hati.

Sang dukun menjelaskan, pelet jenis ini tidak membahayakan siapa pun, hanya saja bisa luntur kekuatannya, jika tidak dilakukan secara berkala, dan apa bila pantangannya dilanggar, maka secara otomatis sudah tidak lagi berfungsi.

“Pantangannya sebenarnya mudah, akan tetapi sangat rawan dilanggar, yaitu rokok yang dipergunakan tidak boleh sedikit pun tersisa, walaupun terjadi secara tidak sengaja, tetap saja melanggar pantangan,” kata sang dukun.

“Kulo siap Mbah,” ucap Dito mantap.

Dito berpikir jika pelet tersebut hilang kekuatannya, maka dia bisa kembali lagi untuk minta pelet yang lain, dan jika sudah ada waktu, dia bisa melakukan laku ritual ilmu pelet yang daya kekuatannya sangat dahsyat.

Sang dukun meminta rokok Dito yang tinggal 6 batang. Selain itu Dito juga diminta menyebutkan nama lengkap sosok yang menjadi sasarannya.

Kemudian Dito disuruh menunggu, lalu rokok tersebut dibawa ke dalam kamar khusus untuk dilakukan ritual.

Memang dalam ilmu pelet asap rokok, ini dibutuhkan rokok khusus bukan rokok sembarangan, kecuali bagi orang yang sudah mumpuni ilmunya atau orang yang sudah melakukan laku dalam menguasai ilmu tersebut.

****

Dito yang sendirian menunggu tampak tersenyum puas. Dia sudah membayangkan jika Ida menjadi miliknya dan Salim merasakan sakit hati seperti yang dialaminya. Dia sudah tidak sabar menunggu waktu itu datang.

****

Singkat waktu.

Dito melaksanakan apa yang disarankan sang dukun. Sebelum dan sesudah manggung dia sempatkan waktu sebentar untuk mendekati Ida, tentu saja dengan rokok menyala dan asap yang diarahkan pada Ida.

Dito juga selalu melekatkan rokok tersebut ditangan agar rokok tersebut benar-benar habis, sehingga dia tidak melanggar pantangan, namun sayang, ucapan sang dukun belum terbukti, yang seharusnya satu batang sudah mampu membuat Ida jatuh cinta padanya, sampai habis 5 batang sikap Ida tetap sama, tidak ada perasaan cinta selain kepada Salim.

****

Kekecewaan itu membuat Dito balik lagi pada sang dukun.

Setelah melakukan penelusuran gaib, sang dukun menjelaskan tentang apa yang terjadi. Menurutnya, sasaran Dito yang tidak lain adalah Ida. “Dia memiliki satu hal istimewa. Selain pagar gaib dari kakek buyutnya, ternyata Ida lahir pada hari Sabtu Kliwon.”

“Menurut primbon Jawa kuno, orang yang lahir di weton Sabtu Kliwon dipercaya memiliki kesaktian sejak dilahirkan ke bumi.”

“Weton ini dinaungi oleh cakra mahkota bumi atau elemen tanah yang sangat kuat, di mana fisik bumi atau tanah merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk semua orang dan merupakan sebuah pijakan yang bisa untuk membangun tempat tinggal dan lain sebagainya.”

“Weton ini juga memegang segel dari cakra mahkota langit. Intinya weton ini adalah perpaduan energi langit dan bumi. Perjumpaan antara weton hari Sabtu dan pasaran Kliwon berpeluang menghadirkan wahyu spiritual.”

“Dalam primbon Jawa, wahyu spiritual ini dinamakan pagu bumi, kastanya termasuk dalam kasta Brahmana, berarti weton Sabtu Kliwon ini memiliki daya atau energi Brahmana, yaitu kasta yang paling tinggi.”

“Hal itulah yang membuatnya terhindar dari pelet dan ilmu hitam jenis lain.”

Mendengar penjelasan dari sang dukun, membuat Dito menjadi sangat kecewa. Dia harus bersiap mengubur cintanya pada Ida.

Setelah dari dukun tersebut, Dito mencoba menemui beberapa orang pintar lain, dan ternyata pandangan mereka sama.

“Akan dilakukan ilmu pelet hebat apa pun, tidak akan mempan pada Ida. Gadis itu istimewa.”

****

Hari-hari dilalui Dito dengan penuh luka. Ida dan Salim semakin mesra.

Hingga 6 bulan kemudian, mereka memutuskan untuk menikah.

 Tidak ada lagi harapan bagi Dito.

Kerap kali Dito mencoba mendekati wanita lain, entah itu biduan seperti Ida, atau pun gadis desa, namun hatinya belum mampu berpindah.

Ada perasaan kuat yang masih terkurung di jiwanya pada Ida. Seharusnya dia mampu merelakan, dan secara tidak langsung iblis membisiki bahwa, “Bukan Ida yang diberikan, namun Salim saja yang dihabisi.” Bisikan itu semakin kuat merongrong sifat dengkinya.

Muncul prinsip dari Dito, bahwa jika ia tidak memiliki Ida maka tidak ada seorang pun yang akan memilikinya.

Di malam itu juga Dito akan menemui Mbah Noto untuk melenyapkan Salim.

****

Orkes melayu itu pun sedang pentas.

Akan tetapi Dito sudah menemui orang pintar tersebut tiga hari yang lalu dan malam ini tinggal menyerahkan kaus Salim sebagai proses akhir ritual.

Kaus dengan bekas keringat Salim, sebagai sarana pencabut nyawa, namun hal tidak terduga terjadi di malam itu, di tengah acara musik dihentikan karena terjadi tawuran.

Semula para musisi tenang sambil menyaksikan riuhnya perkelahian dari atas panggung, namun ketenangan Salim terusik, ketika melihat adik Ida itu terlibat, sedangkan Ida sendiri gusar berteriak agar adiknya menjauh menghindar, namun tampaknya justru bocah remaja itulah yang menjadi salah satu sasaran.

Ketika melihat salah seorang membawa celurit mendekat, dengan sigap Salim melepas gitar dan meloncat turun dari panggung.

Aksi itu membuat miris musisi yang lain. Salim langsung menuju pada calon adik iparnya, di dekati, kemudian dibawa ke pinggir, dipasrahkan pada petugas keamanan.

Tanpa sepengetahuan Salim, sosok yang mengincar calon adik iparnya itu mengawasi dengan seksama.

Setelah merasa benar-benar aman, Salim kembali naik ke atas panggung dan acara juga terlihat dilanjutkan.

Setelah ada kesepakatan dari pihak panitia dan pihak keamanan sampai di akhir acara tidak ada lagi tawuran kondisi tenang dan tertib.

****

Setelah selesai makan, rombongan orkes melayu berpamitan.

Satu persatu mereka memasuki mobil, namun naas bagi Salim, dia yang muncul paling akhir bersama Ida, tiba-tiba disabet celurit oleh beberapa pemuda. Sontak Ida menjerit histeris melihat darah berhambur, seketika Salim terjungkal tanpa bernafas.

Para pelaku pembunuhan Salim langsung diciduk dan diamankan.

Menurut pihak berwajib, para pemuda jagoan kampung itu marah, karena Salim telah menyelamatkan Bayu adik dari Ida yang mana mereka telah menyusun rencana untuk mengajar Bayu.

Motifnya adalah karena dendam, yakni karena Bayu dan  kawan-kawan telah mengajar salah satu rekan mereka hingga mengalami patah tulang dan robek di kulit kepala.

****

Usai acara tahlil pemakaman, terlihat Dito jongkok sambil memegang nisan, sedangkan Ida berdiri tetap terpaku sambil menyeka mata, sementara pihak keluarga mau pun para musisi lain sudah membubarkan diri menuju rumah Salim.

Dito menyesal atas kelakuannya sekarang. Dia benar-benar merasa kehilangan setelah sahabatnya sudah tidak ada lagi. Berulang kali dia minta maaf pada nisan Salim, sedangkan air mata sesalnya masih saja mengalir.

Dito telah sadar, bahwa jodoh sudah menjadi ketetapan sang pencipta. Pelet pernah dilakukan adalah sebuah kesalahan terburuk dalam hidupnya.

Kesalahan itu akan terulang, dan lebih besar lagi, jika Salim masih hidup.

Dito tidak tahu mengapa dia bisa sejahat itu. Dia berjanji akan menata hidupnya dengan benar dan jika diberi tanggung jawab sebagai jodoh Ida, maka dia akan melakukan yang terbaik, akan menjaga sepenuh hati, dan mencintai penuh ketulusan, selayaknya Salim memperlakukan Ida, namun jika tidak berjodoh, dia sudah bisa merelakan, dia akan ikut aturan Tuhan, karena kehendak manusia adalah harapan, dan kehendak Tuhan adalah ketetapan yang pasti terjadi.

SELESAI

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search